“Representasi Positive Parenting dalam Single Parent Family”
Salah satu tipe keluarga menurut Friedman, adalah Single Parent Family. Tipe keluarga ini
merupakan tipe keluarga yang hanya dikepalai oleh satu orang tua (suami atau istri) akibat
perceraian atau kematian. Keluarga ini tinggal bersama anak-anak yang masih menjadi tanggungannya. Dan ibu atau ayah di dalam tipe keluarga ini biasa disebut sebagai orang tua tunggal atau dalam bahasa inggris disebut Single Parent.
Dewasa ini, stigma masyarakat sering menganggap remeh orang tua tunggal, apalagi orang tua tunggal tersebut adalah seorang janda (perempuan), mereka sering dipandang sebelah mata. Dan terkadang menganggap anak
yatim/piatu secara kasar dan rendah. Maka dalam tulisan ini akan dibahas beberapa kisah inspiratif
seorang single parent yang mampu mengasuh dan mendidik anak mereka hingga menjadi orang-
orang hebat. Adapun beberapa kisah Single Parent yang berhasil menerapkan Positive Parenting
antara lain kisah Maryam, Ibu dari Reza Rahadian, hingga kisah perjuangan Single Dad di dalam
sebuah karya sastra.
Siti Maryam sebagai orang tua tunggal dari seorang Nabi
Siti Maryam merupakan satu-satunya wanita yang disebutkan namanya di dalam Al-Qur’an bahkan diabadikan khusus dalam satu surah, yaitu Qs. Maryam, surah ke-19. Beliau adalah seorang
single parent, tidak memiliki suami tapi atas kehendak Tuhan, ia memiliki seorang anak yang kelak menjadi seorang nabi dan rasul. Isa putra maryam dibesarkan tanpa ayah, dalam beberapa ayat al-
qur’an dikisahkan Maryam yang mengandung Isa sampai ia mengasingkan diri hingga melahirkan dan membesarkan Isa. Dalam masa mengandung Isa, Maryam sering dicemooh dan dihina oleh masyarakat hingga ia pergi mengasingkan diri, sampai melahirkan seorang diri. Al-Qur’an menggambarkan bahwa Maryam sangat taat beribadah serta menjaga kehormatannya, dalam mengasuh Isa pun tidak terlepas dari ajaran yang diyakini oleh Maryam, hingga Isa menjadi seorang Nabi sekaligus Rasul. Kisah Maryam merupakan contoh tipe keluarga Single Parent
Family, ia mengasuh dan membesarkan nabi Isa seorang diri, mengandung dan membesarkan dengan penuh kasih sayang.
Kisah Inspiratif Pratiwi Widantini Matulessy sebagai Single Mom (Ibu Reza Rahadian)
Reza Rahadian Matulessy, lahir di kota Bogor pada 5 Maret 1987. Ia adalah seorang aktor, model, penyanyi, dan sutradara Indonesia keturunan Persia, Ambon & Rote. Dalam beberapa wawancara dan podcast yang disiarkan melalui beberapa kanal YouTube, Reza mengaku bahwa dibalik kesuksesannya ada sosok luar biasa yang selalu mendukungnya dalam minat maupun bakat. Sosok tersebut ialah Pratiwi Widantini Matulessy, ibunda dari Reza sendiri. Ibunya memberikan pengasuhan yang positif kepada ia dan adiknya, Reza mengaku bahwa ibunya sangat mendukung karirnya baik sebagai model maupun aktor, saat ia kecil ia diajarkan untuk berempati dan tidak pernah diajarkan oleh ibunya untuk membenci ayah mereka.
Dari beberapa wawancara, Reza Rahadian mengatakan bahwa ibunya selalu mendukung minat dan bakatnya sejak ia kecil, disini dapat dilihat bahwa salah satu aspek positive parenting
yang diterapkan oleh Ibu Pratiwi ialah stimulation, yakni memberikan dukungan dan dorongan
terhadap sesuatu yang menjadi passion si anak. Aspek lain, yaitu aspek Nurturing, dimana ibunda
Reza selalu menunjukkan kasih sayang dan perhatian kepada kedua anaknya, ia mengatakan bahwa meskipun ibundanya adalah sosok yang tegas, tapi ia tak pernah sekalipun kekurangan
cinta dari orang tuanya.
Membaca Sosok Single Parent dalam Novel "Seribu Wajah Ayah"
Tokoh "Aku" dalam novel ini menceritakan kembali tentang perjuangan ayahnya sepanjang membesarkannya, novel ini dimulai dari si "Aku" yang membuka kembali buku diary milik ayahnya dan disana tokoh "Ayah" menceritakan pengalamannya dalam mengasuh seorang bayi tanpa sosok istri hingga bayi tersebut menjadi orang yang sukses dan hebat. Novel ini sangat mengiris hati, alur yang dipakai penulis itu alur flashback (disebut juga alur mundur dalam sastra). Selain itu, ada banyak nilai-nilai islami yang dapat diambil pelajarannya.
Sejauh yang penulis baca, Ayah dalam novel ini menanamkan nilai tauhid sejak tokoh
"Aku" masih bayi, banyak memberikan nasehat dan pelajaran hidup yang bermakna bagi si Anak, rutinitas mereka berdua juga tak kalah keren, Sang Ayah selalu membacakan kisah-kisah islami sebelum anaknya terlelap, ini dilakukan hampir setiap malam. Krisis ekonomi yang melanda keluarga mereka juga "part" yang mengiris hati, perjuangan ayah untuk selalu hadir sebagai sosok Ayah sekaligus sosok Ibu sungguh menginspirasi.
Adapun aspek positive parenting dalam novel ini ialah pertama, aspek nurturing, tokoh
"Ayah" senantiasa memberikan kasih sayangnya baik sebagai sosok Ayah maupun sosok Ibu. Kedua, aspek structuring, yakni ia selalu didampingi dimanapun ia berada dan selalu melakukan kebiasaan (ritual) yang baik, seperti membacakan kisah-kisah islami. Aspek ketiga, free from violence, yakni tidak pernah melakukan kekerasan apapun kepada si Anak, karena bagi sang Ayah, anaknya adalah satu-satunya kenangan paling berharga bersama Almarhum istrinya.
Kisah diatas hanya spoiler dari banyaknya kisah inspiratif tentang keluarga Single Parent
yang berhasil mendidik anak mereka melalui pola pengasuhan yang positif (Positive parenting),
masih banyak kisah inspiratif lain yang berkaitan dengan keluarga tipe Single Parent Family.
Meskipun kekurangan satu sosok orang tua, Single Parent Family justru menjadi teladan keluarga tangguh, dalam keadaan yatim/piatu anak-anak tidak pernah kehilangan kasih sayang, dukungan, motivasi, maupun kesempatan untuk mendapatkan pengasuhan yang baik dari orang tua tunggal mereka. Aspek-aspek positive parenting yang diterapkan seorang Single Parent dalam kisah-kisah diatas membawa kesuksesan bagi anak-anak mereka, dari kisah Maryam, anaknya Isa menjadi seorang nabi dan rasul, Ibunda Pratiwi yang berhasil mendidik Reza Rahadian menjadi seorang
aktor ternama, hingga tokoh "Aku" yang berhasil menjadi orang hebat dengan asuhan dan didikan
orang tua tunggalnya, yaitu Ayah.
Beberapa kisah diatas merupakan representasi dari pola pengasuhan positif yang dilakukan oleh mereka yang hadir sebagai sosok Ayah sekaligus Ibu
(single parent).
Referensi :
- Dearly, dkk, Positive Parenting pada Anak Usia 4-6 Tahun dalam Perspektif Orang Tua Muda di Jakarta Barat, Indonesia.
- Kustiah Sunarty, Pola Asuh Orang Tua dan Kemandirian Anak, Makassar: Edukasi Mitra Grafika,
2015.
- Mayyadah, Inspirasi Parenting dari Al-Qur’an, Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2016.
- Sri Lestari, Psikologi Keluarga, Jakarta: Kencana, 2013.