Novel “La Hami” sebagai bentuk dokumentasi kenangan paling memukau (sebuah ulasan)

a-fi
3 min readMay 16, 2023

--

Judul : La Hami
Pengarang : Marah Rusli
Penerbit : Balai Pustaka
Tahun Terbit :
• Cetakan pertama : 1953
• Edisi Elektronik : 2013
Halaman : VI + 286
Tebal : 14,8 x 21 cm

Karya Marah Rusli yang satu ini berlatarkan adat dan kebudayaan pulau Sumbawa, karena memang pengarang pernah ditugaskan di tempat tersebut. Novel ini sebagai bentuk pengarang mendokumentasikan kenangannya akan kebaikan pulau tersebut.

Sinopsis :
Novel "La Hami", menceritakan seorang anak laki-laki yang sedang mencari jati diri dan berusaha menemukan pintu derajatnya. La Hami tinggal bersama Ayahnya (Ompu Keli) dan Ibunya (Ina Rinda), namun diketahui bahwa mereka bukan orang tua kandungnya. La Hami ditemukan oleh kedua orang itu di tepi laut Sanggar, kemudian dibesarkannya dalam sebuah Gua. Mengenai hal ihwal ini, Ompu Keli mendapat petunjuk bahwa La Hami harus segera mencari dan membuka pintu derajatnya, serta mencari tahu asal usul mengenai dirinya. Kemudian, ia bertemu dengan Ompu Su yang mengajarinya berbagai ilmu, termasuk ilmu sakti. Ompu Su mengarahkan bahwa pintu derajat La Hami ada di Bima, maka bersegeralah La Hami pergi ke Bima. Dalam perjalanan menemukan pintu derajat ini, seorang La Hami melewati berbagai tantangan dan rintangan yang cukup sulit, dan hal inilah yang membawa ia pada pintu derajat tersebut.

Keunggulan :
Pertama, alurnya sangat ringan. Bagi Saya, petualangan tokoh La Hami juga seru, seperti ketika La Hami pergi ke Bima dan mengikuti Upacara Sirih Puan disana, termasuk juga ketika ia ditelantarkan di Pulau Komodo. Meskipun plotnya mudah ditebak, tapi tetap seru rasanya membayangkan perjalanan La Hami.

Kedua, gaya bahasa Marah Rusli dalam novel ini benar-benar ciri khas angkatan sastra Balai Pustaka, mengambil latar daerah Pulau Sumbawa, meliputi Kerajaan Bima, Sanggar, Dompo, dan Sumbawa. Kemudian aroma Pulau Sumbawa cukup mengesankan, kental akan tradisi dan budaya. Selain itu, penulis tidak hanya fokus pada tokoh-tokoh dalam cerita ini, tetapi juga menyoroti adat dan istiadat setempat. Misalnya, bagaimana orang zaman dulu bertarung secara jantan, ada Upacara Adat Sirih Puan (Upacara Hanta Ua Pua), bahkan cara berburu rusa orang zaman dulu pun detail digambarkan oleh Penulisnya. Cerita yang memiliki unsur adat istiadat dan latar belakang daerah ini memanglah ciri khasnya angkatan Balai Pustaka.

Ketiga, suasana Pulau Sumbawa begitu terasa, misalnya memperlihatkan kehidupan nelayan, juga orang zaman dulu masih jalan kaki dan mengendarai kuda (Pulau Sumbawa memang dikenal akan Kuda Liarnya) , dan deskripsi lain mengenai kehidupan adat di Pulau Sumbawa.

Keempat, menariknya sifat dan tabiat orang zaman dulu pun ikut digambarkan dalam novel ini. Seperti, kesetiaan rakyat terhadap Ruma-nya (Raja), begitupun Ruma yang mengayomi rakyatnya. Dan, ada hikmah yang mengesankan pula bagi saya, adalah ketabahan hati Ompu Keli dan Ina Rinda yang 24 tahun lamanya mengasingkan diri di dalam Gua, mereka sabar dan taat. Tidak terlalu peduli tentang kehidupan luar, yang terpenting adalah dalam hutan tempat mereka tinggal, ada makanan untuk bertahan hidup, agar dapat mengabdi pada "Ruma" yang sesungguhnya, yaitu Ruma Ta'ala (Allah Swt).

Kekurangan :
Sebagaimana diawal, novel ini agak mudah ditebak plotnya, agak kurang greget aja. Meskipun begitu, tidak membuat monoton, karena perjalanan tokoh utamanya menyenangkan. Hmm, hampir bingung ingin mengkritik bagian yang mana, ya? Karena menurut Saya, hampir setiap bagian itu punya kelebihan dan daya tariknya. Jadi, sekian untuk bagian "kekurangan" dalam novel ini.

Kesimpulan :
Novel ini sesuai dengan ekspektasi Saya, mengambil latar tempat di pulau Sumbawa, dan penggambaran adat dan kebiasaan masyarakat yang khas. Membacanya bagai membaca dongeng, namun terasa nyata. Bagi kalian yang suka sama latar budaya dan adat Indonesia, novel ini cocok untuk kalian baca.

Kutipan :

"Nasi kumakan rasa duri dan air kuminum rasa racun".

Sekian,

Terima kasih!

--

--

a-fi
a-fi

Written by a-fi

"a-fi kala" merupakan karakter fiktif yang terjebak di semesta raya, lahir pada 127 di Nifi (dunia fiksi). Tulisan disini random, bisa tema apa saja.

No responses yet