Dapatkah Kamu Membayangkan Kematian Datang Dihadapan Orang yang Kamu Sayangi? (Bacalah: Sebuah Ulasan Film)
P r o l o g
Sebelumnya, Saya mengapresiasi adanya karya-karya menakjubkan dari beberapa pekerja seni (khususnya di Indonesia), oleh karena telah menghadirkan film sederhana yang penuh melodrama. Namun, sebagai penikmat Saya rasa memiliki hak dan keyakinan untuk mengulas Film ini, terutama fokus pada kritik yang mengarah pada saran dan motivasi, agar kedepannya dapat memberi maha karya lain yang lebih memukau lagi. (meski saya tidak yakin ini akan dibaca)
Izinkan saya curhat sebentar, jadi ini first time saya pergi nonton ke Bioskop, percayalah. Memang saya tidak suka menonton film bersama banyak orang dengan posisi duduk (pegel ngga sih?). Tetapi, kebetulan diajak, ya, jadi mau saja. Dan saya bahkan meng-iya-kan tanpa mengetahui apa yang akan saya tonton beberapa jam nanti. Dan terima kasih atas ajakan dan traktiran menonton kali ini. Semoga Tuhan merahmati kehidupan Anda!
Sinopsis :
Namun pada suatu hari, hal yang tidak diinginkan terjadi. Keempat anak tersebut harus menerima takdir kepergian sang ibu untuk selama-lamanya. Mau tidak mau, mereka harus beradaptasi dengan keadaan.
(+) kelebihan
- Menyentuh kehidupan sehari-hari, dimana anak setelah dewasa sibuk dengan karir serta keluarga barunya sendiri, sehingga sangat jarang berjumpa dengan orang tua mereka. Dan sadar atau tidak, Ibu/Bapak sering merasa kesepian.
- Chemistry aktor-aktornya keren, feels-nya lebih dapat. Tapi sayang, penokohan dan deskripsi karakter tokohnya malah kurang disorot.
- Pesan moralnya tersampaikan dengan lumayan baik. Sejujurnya, ada banyak pesan moral yang dapat ditampilkan namun film ini tidak cukup mampu untuk menghadirkannya.
- Klimaks ceritanya cukup bagus, meski kurang memuaskan (bagi Saya sebagai penonton)
- Sinematografi-nya cukup bagus.
(-) kekurangan
- Plotnya terlalu sederhana dan polos, terasa kurang nikmat.
- Kurang menampilkan scene yang tragis atau melodrama, jadi feel sedihnya kurang dan agak nanggung. Terutama untuk klimaks, masih kurang memuaskan.
- Dalam penokohan, untuk penggambaran karakter para tokoh kurang disoroti, bahkan untuk para tokoh utama.
- Pesan-pesan moral dalam film ini kurang terekspos, padahal alur dan plotnya sangat relate dengan kehidupan zaman ini, tapi lagi-lagi hanya berfokus pada konflik saudara saja.
E p i l o g
Overall, filmnya bagus tapi nggak bikin nangis banget. After nonton film ini, ada beberapa hal yang mengganggu pikiran. Dan ini tentang Ibu. Bagaimana perasaannya hari ini? Apakah ia bahagia? Hari ini dia makan apa ya?
Sementara, Saya selalu melewatkan hal-hal semacam itu, tanpa pernah benar-benar merasakan bagaimana sebenarnya perasaan Ibu Saya.
Terkadang dan seringkali, kita melewatkan momen itu. Saya berpikir sangat singkat waktu yang kita habiskan bersama Ibu, masa kecil dihabiskan dengan bermain (tanpa mengerti kehidupan makhluk dewasa), masa remaja kadang kala nakal bersama kawan-kawan, masa studi, selalu sibuk dengan teman kuliah dan pergi ke perantauan, setelah kuliah sibuk dengan karir, setelah bekerja? atau sibuk dengan keluarga kecilnya (yang lain), kemudian?
Begitulah cara dunia memberimu kehidupan. Untuk meraih “sesuatu”, ada “sesuatu lain” yang mesti dikorbankan.
Bisakah kau menjawab pertanyaan sederhana, kau sudah mengorbankan siapa dan apa untuk kehidupan yang kejam ini?