“Made Mbora (Ama Tua)”
Kekasih,
usai engkau menghilang, Kami sudah jarang menuju rumah.
Bukan tak tahu arah, hanya saja tiangnya semakin lemah.
Kekasih,
rumah yang kau tinggalkan, lenteranya hampir padam.
Orang-orang sibuk merebut pelita,
berdebat siapa gerangan yang pantas menyalakan cahaya,
sementara, kita semua adalah cahaya yang diperebutkan itu,
sayangnya, kita tak pernah benar-benar tahu.
Kekasih,
Aku jadi takut rumahmu akan karam.
Kekasih,
Aku bisikkan padamu,
tolong rahasiakan,
rumahmu memang tak seterang dahulu,
namun satu hal yang pasti, Kami selalu rindu.
Aku tahu, Kami tahu, Semuanya tahu,
sesungguhnya engkau tak pernah mati,
kau hanya menghilang dari Kami.
Engkau tak pernah tiada,
toh, kelak kita juga akan berjumpa.
Kekasih,
tolong rahasiakan ini,
bahwasanya engkau tak pernah mati,
sebab, Engkau selalu hidup dalam kenangan Kami.
Telah usai ditulis ba’da magrib.
Sabtu, 22 Juni 2024.
fyi, dalam filosofi Kesultanan Bima “Made Mbora”, diartikan sebagai Mbora (menghilang) bukan Made (mati/meninggal). Selain itu, “Made Mbora” dalam tasawuf Bima dimaknai sebagai makrifat.